Sunday, July 21, 2002

TENTANG TUHAN


Saya heran, kenapa kok kalo manusia berbuat sadis selalu diparabelkan dengan binatang, "Ih, kayak binatang aja!". Saya pikir, binatang itu justru lebih religius daripada manusia. Kok bisa? Kamu pernah lihat nggak, kalo setiap binatang membunuh karena Tuhannya? Kamu pernah dengar kalo binatang menyebut binatang sesamanya--atau yang lainnya--, "Kamu kafir!"? Mereka membunuh binatang lainnya hanya karena urusan makan, sama seperti kita membunuh ayam, kambing, babi, anjing atau sapi. Itu hanya soal makanan. Itu hanya soal rantai makanan.

Saya menduga, bahwa binatang itu menyadari bahwa Tuhan mereka itu satu, Pencipta mereka itu adalah satu. Mereka tak pernah berpikir untuk menciptakan tuhan-tuhan yang lain. Entahlah, mungkin perbedaan ini diserbabkan oleh faktor akal budi. Kita tahu, bahwa Tuhan mencipta manusia dengan kelebihan itu selain binatang-binatang yang lain. Kitab Suci mengajarkan bahwa manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan. Nah, karena kelebihan itulah banyak manusia yang justru ingin menyamai Tuhan. Kalau tidak, tidak mungkin Hawa dan adam terjebak oleh si syaitan untuk merasakan buah khuldi yang bisa membuat mereka sama seperti Tuhan.

Kita memang diciptakan serupa dan segambar denga Tuhan, namun kita bukanlah Tuhan. Bayangan kita pada cermin serupa dan segambar dengan kita, tapi bayangan kita bukanlah kita. Mereka tetaplah bayangan. Dan pemberontakan manusia di Taman Eden--"Tragedi Taman Eden"--bagi saya adalah dekadensi dari mahluk dengan citra tertinggi dari para mahluk lainnya.

Para binatang tidak pernah membunuh atas nama Tuhan, namun manusia membunuh demi nama tuhan-tuhannya. Siapakah yang lebih religius? Para binatang tak beragama karena mereka memang tidak perlu agama sebab mereka tahu siapa Pencipta mereka, sedang manusia mencipta banyak agama karena 'kepintaran'-nya. Siapa yang lebih mengenal Tuhannya? Binatang tidak pernah terlihat melakukan ritus-ritus agama, tapi mereka memahami keberagamaan itu sendiri (saya yakin akan hal itu), sedang manusia pada hari Jumat pergi ke mesjid atau Minggu ke gereja, berpuasa, memasang dupa, tetapiu selain hari itu mereka berjudi, berzinah, membunuh. Siapakah yang lebih menghayati apa yang kita sebut dengan ibadah?

Aku bukan seorang ateis. Aku pun beragama. Namun aku pikir keberagamaan itu bukan sekadar untuk sebagai pelengkap di KTP kita. Lebih dari itu adalah untuk menyadari tentang eksistensi Tuhan kita. Dan aku berpikir bahwa mereka yang membunuh atas nama Tuhannya, bukanlah orang yang sungguh-sungguh membela Tuhannya. Bukankah Tuhan tidak perlu dibela? Mereka sebenarnya hanya mengedepankan ego mereka. Pun jika mereka adalah orang-orang yang lugu, mereka hanya membela agama, bukan Tuhan itu sendiri.

Jika manusia tidaklah lebih dungu dari binatang, berlakulah sebagai seorang manusia!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home