Tuesday, June 29, 2004

sajak: Tjinta Itoe Seperti Tindja [2]

Tjinta Itoe Seperti Tindja [2]
- ketika akar mencintai akar


telah kukatakan semuanya padamu, perempuan, tentang isi perutku yang selama ini mengocok-ngocok seperti penjudi ulung mengocok dadu di pulau christmas. aku mencintaimu.

aku mencintaimu. itu saja. tanpa alasan, tanpa bunga-bunga yang berhampar disepanjang kata. aku tak pandai merangkai bunga. juga tak pandai merangkai kata. aku cuma bisa bilang aku mencintaimu tanpa alasan, tanpa udang di balik batu. fait a complii. itu saja.

kau tanya sejak kapan. kujawab, sejak aku mendengar berbagai ceritamu, sejak kulihat wajahmu dan kau menari di layar kaca dengan gerak terpatah-patah seperti balerina. dan aku memandangmu seperti serdadu timah berkaki satu dengan muka yang tolol. sejak aku mendengar suaramu dan berkata panjang lebar luas dan dalam keliling dan jari-jari. aku mencintaimu. tanpa alasan.

kau tanya mengapa aku mencintaimu. sekali kukatakan kepadamu dengan hati yang rusuh karena seribu malu menumpuk di mukaku seperti jelaga di dapur babu pemalas: entahlah. aku mencintaimu. itu saja.

dan kau tidak menjawab sebagaimana yang aku ingin dengar. kuharap itu adalah penundaan, bukan penolakan.

dan aku pernah bilang kepadamu tentang nasehatku pada seorang kawan: segala sesuatunya ada waktunya. dan kubilang juga padamu, kata-kata itu seperti menampar mukaku saat keluar dari mulutku. dan itu benar.

dan telah kukatakan kepadamu, perempuan, aku mencintaimu bukan karena apapun yang melekat padamu. aku cuma ingin menjadi orang yang memeluk dan yang dipeluk. orang yang mengatup mata saat mengecup bintang di keningmu dan bercerita tentang betapa letihnya pengembaraan yang bernama hidup ini. dan itu benar.

seperti mimpi-mimpiku. yang pernah kukatakan kepadamu.

benarlah. cinta itu seperti tinja bukan, perempuan? sesuatu yang berguna bila dikeluarkan. jika tidak, kita akan mengalami sembelit. dan wasirku pun semakin memarah.

aku mencintaimu. itu saja. tanpa alasan.


/jatinangor-jakarta-jatinangor, 16-27 juni 2004

0 Comments:

Post a Comment

<< Home