Sunday, July 04, 2004

cinta yang memusingkan

Pernahkah kau merasakan cinta? Cinta yang benar-benar membuatmu jumpalitan dan sakit rindu yang berkepanjangan? Cinta yang membuatmu belajar menggambar dalam otakmu, tentang satu malam yang syahdu, tentang sepasang manusia yang berdekapan erat di bawah bulan yang malu-malu dan langit yang biru, seolah-olah mereka adalah satu padahal dua, dan tak hendak lepas satu sama lain? Lalu kau susun skenario dalam gambarmu itu sebuah kisah roman, walau mungkin agak sedikit picisan, tentang bagaimana kedua mahluk itu menatap jauh menusuk kaki langit seolah mereka adalah sebuah rangkaian kereta api yang menuju stasiun terakhir di ujung sana. Dan mereka adalah kereta yang terakhir. Dan oleh sebab itu, mereka ingin selalu berpegangan hingga perhentian terakhir, sebab sesungguhnya perhentian itu semakin dekat dan kian dekat. Seolah-olah satu detik di ujung hidung mereka adalah detik terakhir mereka.

Pernahkah kau merasakan cinta yang bahkan kau sendiri tak tahu jawaban dari pertanyaan "mengapa kau mencintainya?" Bahwa kau mencintai memang karena mencintai, tanpa alasan seperti yang dunia kemukakan? Bahwa dunia kelak akan mempertololkan dirimu, kau bahkan tak peduli.

Pernahkah kau rasakan saat-saat ketika kau hendak menjadi sayap yang akan membawa kekasihmu terbang melintasi maut dibawah dan mempersetankan dunia? Dan sayap itu juga kau gunakan untuk memeluk kekasihmu menjauhi dingin dan kekalutan, walau kau pun sebenarnya sedang merasa dingin dan kalut? Asalkan kekasihmu tak ditampar-tampar badai, kau rela tubuh telanjangmu dikoyak petir.

Pernahkah? Pernahkah? Pernahkah?

Semuanya mungkin terlalu picisan bagimu. Kadang aku pun berpikir demikian...

Tapi kadang dalam kepicisan, kita temukan sesuatu yang mulia, suatu yang berharga. Seperti betapa berharganya babi panggang buat seorang Obelix.

Apa yang hendak kumaksudkan dalam tulisan ini? Hmm ... entahlah ... aku pun tak mengerti.

Aku cuma lagi sedikit puyeng. Itu aja. Karena aku sedang jatuh cinta. Begitulah setidak-tidaknya kupikir.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home