Lelaki yang Mengapungkan Tawa di Laut Duka
sebutlah dia
sebagai lelaki yang mengapungkan tawa
di laut dukamu
saat sayapmu rapuh tak mampu merentang
saat dukamu menusuk-nusuk
seperti buluh onak dipadang ilalang
sebut saja namanya
sebagai lelaki yang mengapungkan tawa
di laut dukamu
sebab ia yang telah memetik bulan dan bintang
untuk digantungkan dikamarmu yang temaram
sambil mendogeng tentang hari depan
melelapkanmu tenang
darimanakah laki-laki itu
tak seorangpun tahu
juga kau, juga aku
yang kita pasti hanyalah
dia adalah lelaki yang kerap menerawang awan
menyibak gundah dengan seutas senyuman
di samping sampan karam
di tepi pantai ditikam malam
di matanya
aku ingat, dan kaupun tahu
selalu ada telaga yang memantulkan cerita
ada garis-garis seok langkah kaki
dan percik-percik tangis merah yang beku
tapi darimana dia berasal
tak seorang pun tahu
juga kau, juga aku
yang kita tahu hanyalah
dia seorang lelaki yang mengapungkan tawa
di laut duka kita
lelaki yang berusaha menjadi setegar langit
agar kepak-kepak sayap luka bahagia menjalang
walau sebenarnya kita tahu
ia rapuh serapuh rumput yang patah
diterjang badai semalam
/jatinangor, 29 september 2003
:: RUANG BACA | READING CHAMBER ::
my mind, my spirit, my brainwave ...
PERHATIAN:
halaman ini berbahaya dan sangat tidak dianjurkan bagi mereka yang menganggap dirinya kudus dan/atau sempit pikir.
anda dapat memberi komentar, pendapat atau pemikiran pada buku tamu di halaman depan dan/atau di message board pada halaman ini.
dilarang mengutip isi dari situs ini tanpa seijin pemilik situs.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home