Tuesday, July 20, 2004

puisi: cerita yang mengalir dari puntung rokok terakhir

 
 

 
ketika rindu menyusup di dada tipismu, lelaki
ketahuilah ia bukan dengus angin yang mampu membuatmu tbc
 
karena rindu bukan virus tbc
 
dan rindu itu lebih bahaya dari tbc
 
dan kunyahlah rindumu dalam-dalam, lelaki
dengan kunyah lahan-lahan babi
pinahan ompungmi na di silimbat an*
 
karena rindu bukan permen mentol
yang cuma ada di mulut sekedar nyantol
 
rindu itu lebih mirip dedak
yang jatuh dari tampihan gabah
 
jatuh untuk dikerumuni para babi kesepian
yang tak pernah jera dari lapar
 
seperti dirimu, lelaki
yang sepi dikungkung langit dan hujan
yang tak jera merindui apa yang tak kau ketahui
 
seperti aku, lelaki
yang sepi entah mencintaimu atau tidak
yang jera memikirkan apakah aku mencintaimu atau tidak
 
demikianlah, lelaki
sekedar ceritaku
yang menguap dari sisa puntung rokok
isapanmu
 
kau merindukanku?
 
isaplah kembali, lelaki
 
untuk yang terakhir kali
 
*pinahan ompungmi na di silimbat an (batak): ternak peliharaan nenekmu di silimbat sana

 
/jatinangor, 20 juli 2004
 
 
 

0 Comments:

Post a Comment

<< Home