Friday, October 08, 2004

They Have Influenced Me ...

Ini adalah beberapa orang yang langsung nggak langsung udah mempengaruhi pemikiran hidup gue.


Jean-Paul Sartre adalah orang yang pantas gue sebut pertama kali walaupun dia bukanlah orang pertama yang gue kenal dalam deretan tokoh yang bakal gue sebut. Tapi, eksistensialisme humanis yang dikembanginnya udah menjadi tema pokok dalam idup gue recently. Eksistensialismenya yang nekanin tentang kebebasan individu dan tanggung jawab atas kebebasannya itu sangat menarik perhatian gue.

Ada perbedaan eksistensialisme Sartre dan gue. Sartre ngebawa ateisme ateistis, sementara gue lebih cenderung ke eksistensialisme teistis, seperti yang dianut juga ama si Soren Kierkegaard--yang juga dianggap sebagai pelopor pemikiran eksistensialisme. Walopun demikian, eksistensialisme gue lebih banyak diwarnai pemikiran Sartre dibandingin Kierkegaard.


Iwan Simatupang adalah orang yang pertama kali dan "yang harus disalahin" karena gue jadi demen ama filsafat eksistensialisme. Iwan sebenernya seorang sastrawan. Para pengamat sastra nganggep karya-karyanya mempunyai nuansa eksistensialisme.

Gue pertama kali kenalan ama si Iwan tuh lewat dua noveletnya, Merahnya Merah dan Kering. Karena merasa tertarik ama gaya nulisnya yang khas tragik dan satire itu, gue lalu ngubek-ngubek internet nyari tulisan tentang Iwan dan karya-karyanya yang lain. Dari sinilah kemudian gue kenal eksistensialime lebih dalam lagi dan ngebawa gue kepada pemikirannya Sartre. Ada beberapa kutipan dari karya Iwan yang gue suka, antara lain: "manusia berjalan"; "tragik pangkat dua"; dan "tegak lurus dengan langit".


Friedrich Nietzsche, sang filsuf tragik dari Prussia. Tulisan-tulisannya banyak mengangkat kembali mitos-mitos Yunani yang emang udah ketauan kental banget ama tragisme. Di balik pemikirannya yang radikal, nyeleneh, tulisan-tulisannya yang terkesan sombong dan "berbahaya" gue ngeliat ada kebenaran dan usaha nelanjangin kemunafikan religiusitas pada jamannya. walaupun ada juga beberapa pemikirannya yang nggak gue sepakatin, tapi gue tetep naruh hormat ama si kumis baplang ini.


Achmad Wahib, seorang yang dianggap sebai pionir Islam Liberal di Indonesia. Gue sendiri belum pernah baca buku Pergolakan Pemikiran Islam, yang katanya diterbitin berdasarkan buku hariannya. tapi gue pernah baca kutipan tulisannya di salah satu koran.

Pemikirannya yang nyentak gue adalah ketika dia bilang bahwa tak ada seorang pun yang pernah bisa mencapai Islam yang sebenar-benarnya, termasuk dia. Apa yang ada ialah "Islam menurut penafsiran si yang bersangkutan" sendiri. Termasuk Achmad sendiri, yang baru memahami "Islam menurut Achmad Wahib", bukan Islam sebenar-benarnya.

Menurut gue, pandangan Wahib di atas nggak cuma berlaku dalam kalangan Islam an sich aja. Pandangan ini juga sebenernya terjadi dalam agama-agama yang lain, termasuk apa yang gue anut. Buat gue, nggak ada agama yang universal. Apa yang universal hanyalah institusi belaka. Agama adalah ada dalam diri orang per orang. Walau ada dua orang yang beragama sama dan memegang kitab yang sama, belum tentu pandangan mereka tentang agamanya sama. Ini disebabkan karena adanya penafsiran masing-masing. Itulah yang gue tangkap dari pemikiran Wahib.


John Bevere adalah pengkhotbah dan pengajar Alkitab. Bukunya yang bikin gue tertarik adalah Fear of God yang ngebawa nafas baru. Baca bukunya, taun 1998 yang lalu, bikin gue tertempelak. Kemudian gue juga baca buku-bukunya yang lain kayak Heart Ablaze, Thus Saith The Lord?, dan Bait of Satan. John adalah salah satu inspirasi buat gue dalam hal rohani.

Smith Wigglesworth, seorang hamba Tuhan dari Inggris yang diurapi banget. Banyak kesembuhan ilahi yang terjadi dalam pelayananya. Gaya hidupnya juga luar biasa banget. Dari seorang tukang ledeng yang keras kepala dan pemarah lalu karena ngalamin jamahan Tuhan and become an anointed one. Dia juga dikenal sebagai apostle of faith atawa rasul iman, karena dia dikenal dengan imannya yang luar biasa depend banget ama Tuhan. Ada ayat Alkitab pendek yang dia suka banget: "Only believe". Wigglesworth adalah salah satu inspirasi dalam idup gue.


3 Comments:

At 6:15 AM, Blogger nma said...

ckk...ckk..ckk...gilaaa berat banget, suka baca ya?:)

 
At 2:05 PM, Blogger Firdaus Siagian said...

Umm .., sebenernya ngga juga sih .., cuman gimana yah .. hiburan satu-satunya cuman kertas bungkus pisang goreng, jadinya yah ngebaca deh cara ngebunuh waktu (soalnya kalo ngebunuh tetangga, takut ditangkep pulisi; kalo ngebunuh ayam tetangga, takut ketagihan, hihihihiii ...)

 
At 10:56 PM, Anonymous Anonymous said...

Yth Bp. Firdaus siagian
Mohon informasinya di mana saya bisa mendapatkan buku karya John Bevere judul "Thus saith the lord?"
versi Indonesia soalnya saya sdh mencari di toko-2 buku di kota saya tetapi tdk ada. Dulu saya pernah membeli buku tsb tetapi buku itu saya berikan kepada seorg Pdt. yg mau bertugas ke Jakarta.
Mohon bantuannya, trima kasih
Edy San, medan

 

Post a Comment

<< Home