Saturday, March 01, 2003

jasminerosmary

taburkanlah melati pada kuburku, sayang
biar wangiku tak lekang oleh usang
abadi aku bersama ulat yang pesta kepayang
mengukur deru waktu menjarak bayang

tanamkanlah mawar padaa nisanku, sayang
cantikkah aku dalam pandangmu?
biar, biarkanlah durinya menusuk jasadku
kering tulang, biarlah dia berdarah selalu

mengalirlah darah seperti mata air mara
air mata miryam yang terkena kusta
biar tercipta sumur pahit menenggelamkan masa
malam binar, biarlah ia lelap dalam nyanyian desah

jangan berkabung lagi, sayang
masanya telah usai
mengapa tak kaunikmati saja secangkir tehmu itu
di sela senja,
dan 'lahan lupakan aku

Jatinangor, 27 Februari 2003


catatan
jasminerosmary, kau telah memberiku inspirasi untuk menyairkan kematian, walau sebenar-benarnya kita tak pernah mempercakapkan itu. namun aku telah membuat syair untuk memahami kematian--setidaknya mungkin suatu saat nanti ia akan menjadi suatu elegi untuk kematianku, dan memandangnya sebagai suatu keindahan, suatu masa di mana tak perlu ada ketakutan antara hidup dan mati.

namamu hanya inspirasi, bukan maksud untuk mengatakan bahwa engkau adalah kematian. ada satu hal dalam persahabatan kita; tawa, candaan, keriangan yang ada, semua itu akan menjadi kenangan bahwa kita pernah hidup, persahabatan yang pernah ada antara penyair kwaci dan melati bergigi biru, kenangan yang akan dibawa sebagai oleh-oleh dalam perjalanan kematian menuju dunia lain yang lebih abadi.

catatan ini garing banget ya?! heheheheheeeee........

0 Comments:

Post a Comment

<< Home