Sunday, May 18, 2003

catatan makan (ke)malam(an)




[sebatang samsu kunyalakan]

sebatang samsu kunyalakan
sebagai dupa sembahyang
bagi jiwa yang mati tenang

angin dataran bawah laut
menghunjamkan rasa tak tersebut
tentang perasaan yang larut
dalam dada di atas perut

maut... ah maut....

mari.. kemarilah wahai izrail
berdansalah bersamaku
menari kita lantun bergilir
di atas tulangtulang layu



[malam]

duhai,
pelacur malam nyalakan gairahku seperti api
membakar birahi liar
sejati
tak mati

duhai,
pelacur malam setubuhi aku di bawah rembulan suram
mengerang kita seperti mesin perang
diantara dentamdentam keroncongan
anakanak jalanan

wahai,
peluh kita adalah anggur merah intisari
diantara denting lagu dangdut ernasari
kita bersetubuh menari menyanyi perih
: melati... melati...
harum dan mewangi...



[catatan]

malam aku pergi makan di warung indomie berbilik bambu ditemani welcome to the jungle-nya guns and roses yang melenting bersama iklan meteor garden di layar tivi. kataku, "bagus," sambil menghentak-hentakkan kakiku di atas lantai semen yang pecah-pecah.

pergi aku ke warnet setelah makan, aku lihat bencong-bencong kampung yang hitam-hitam legit mencari pelanggan di antara supir-supir truk yang berdiang kemalaman. di seberang, aku lihat anak-anak muda yang tanggung umur bergadang sambil nyanyi lagu "begadang jangan begadang" punya rhoma irama sambil jogat-joget geol pantat berusaha sebaik mungkin meniru inul. kataku, "bagus," sambil aku berlaru merapatkan jaket dan mengawaskan mata (sungguh, aku paling takut dengan bencong...)

di warnet aku ingin menulis sajak di chatroom, tapi para chatters sedang riang bercanda mencipratkan kata-kata ke baju kawannya. tak sepantasnya aku menghancurkan keriangan ini dengan sajakku yang kampungan. aku ingin bercanda, larut, hingga siang. aku lupa pada sajak. aku lupa pada bencong. aku hanya ingin ke atm mengambil uang untuk sarapan sebelum aku kembali ke rumah, mencium kasur kapukku yang apek, dekil dan keras.

mengantri panjang di atm bermandi keringat sisa tadi malam. tiba giliranku, ternyata saldoku kosong melompong. pulang aku dengan menyesal, mengapa aku terbujuk menyetubuhi maya di dunianya hingga siang.


jatinangor, limabelas mei duaributiga

0 Comments:

Post a Comment

<< Home