UNDER THE BANYAN TREE
Seorang pendongeng tua bernama Nambi tinggal di kuil di ujung sebuah desa yang terpencil. Setiap kali mempunyai dongeng, maka Nambi akan menyalakan sebuah lampu kecil dari kuil yang dapat dilihat oleh penduduk desa pada malam hari. Melihat lampu itu, maka seluruh penduduk desa akan bergegas berkumpul di bawah pohon banyan di depan kuil tempat si tua Nambi biasa bercerita.
Suatu senja Nambi menyalakan lampu dari kuil tanda dia mempunyai suatu cerita yang hendak didongengkan. Maka berduyun-duyunlah penduduk desa menghampiri pohon banyan tersebut. Tapi apa yang terjadi? Ketika hendak mulai berkisah, tiba-tiba Nambi kehilangan kata-kata. Seluruh penduduk bingung melihat sang pendongeng tak juga mulai bercerita. Menunggu dan menunggu, akhirnya mereka merasa jenuh dan pergi satu per satu meninggalkan si tua Nambi.
Sejak saat itu, Nambi mulai sulit berdongeng. Setiap kali dia mempunyai ide, dia langsung memanggil seluruh penduduk. Namun setelah penduduk berkumpul di dekatnya, ia langsung kehilangan ide tersebut. Hal ini membuat Nambi frustrasi.
Mula-mula ia mengira ini disebabkan karena usianya yang semakin menua. Lama kelamaan, ia menyadari bahwa semua itu karena ia sealu dihantui oleh perasaan takut gagal.
Akhirnya Nambi berkeputusan untuk tidak berbicara sepatah katapun selama sisa hidupnya.
Cerita di atas, yang dikutip dari Under The Banyan Tree karangan R.K. Narayan, mengingatkan betapa perasaan takut gagal dapat melumpuhkan manusia dengan segala kemampuannya dan akhirnya menjadikan kita mahluk yang pasif. Manusia menjadi takut bertindak melakukan sesuatu dan akhirnya berhenti mengembangkan diri sendirinya. Tragis!
Aku teringat Walt Disney. Dia adalah contoh yang seharusnya berhak untuk merasa takut gagal pada jamannya. Mimpinya untuk menciptakan film animasi berwarna dan bersuara plus membangun sebuah dunia bermain sesuai khayalan anak-anak banyak dicemooh dan dicibir orang. Ia bahkan sepatutnya merasa telah gagal karena banyak pihak yang tak mendukungnya.
Tapi Disney cuek aja. Dia mengabaikan segala sesuatu yang berpotensi menjadi hantu-takut-gagal pada dirinya. Dan pada akhirnya, kita tahu, bahwa impiannya menjadi kenyataan. Dia berhasil meraup untung dari film animasinya, dan Mickey Mouse menjadi pelopor film kartun buat generasi selanjutnya. Dia pun berhasil membangun Disneyland yang menjadi inspirasi pembangunan dunia-dunia fantasi sejenis, seperti misalnya Dufan di Jakarta.
Perasaan takut gagal adalah pembunuh berbahaya walau kelihatannya sepele. Ia mampu menghentikan langkah orang-orang jenius untuk mengemukan pikirannya yang brillian. Padahal belum tentu mereka gagal. Bisa saja mereka justru menjadi begitu sangat berhasil. Perasaan takut gagal bagiku adalah semacam mesin aborsi bagi kelahiran ide-ide yang cemerlang. Dia lebih mematikan daripada kegagalan itu sendiri.
:: RUANG BACA | READING CHAMBER ::
my mind, my spirit, my brainwave ...
PERHATIAN:
halaman ini berbahaya dan sangat tidak dianjurkan bagi mereka yang menganggap dirinya kudus dan/atau sempit pikir.
anda dapat memberi komentar, pendapat atau pemikiran pada buku tamu di halaman depan dan/atau di message board pada halaman ini.
dilarang mengutip isi dari situs ini tanpa seijin pemilik situs.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home