Tuesday, August 31, 2004

Hanya Pingin Ngegombal ...

Jika kau jadi bintang
maka aku jadi langit

Jika kau jadi bunga
maka aku jadi tanah

Jika kau jadi-jadian
ih ..., akika jadi ngeri deh ah ....


/Bandung, 30 Agustus 2004, di atas DAMRI



Thursday, August 26, 2004

Enam Makanan Anti-Kanker Payudara (+ Hubungan Kanker dengan Mencukur Rambut Ketiak)

Kanker payudara? Siapa pun pasti ingin menghindarinya. Beberapa penelitian terakhir, menyebutkan ada enam jenis makanan yang dapat mencegah timbulnya penyakit yang menakutkan kaum wanita tersebut. Simaklah, apakah ke enam jenis makanan tersebut sudah terdapat dalam daftar belanjaan atau tidak.

1. Gandum
Dalam hal ini Anda dapat mengkonsumsi gandum yang berbentuk sereal dengan segelas susu setiap pagi. Setiap ½ gelas gandum setara dengan 10gr dari kebutuhan serat yang digunakan untuk menurunkan tingkat estrogen dalam tubuh. Para ahli berpendapat bahwa tingkat estrogen yang tinggi dalam tubuh akan semakin merangsang pertumbuhan kanker payudara.

2. Ikan Salmon dan Tuna
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UCLA, Amerika Serikat, ditemukan bahwa para wanita yang tinggal di daerah dekat sungai dan mengkonsumsi ikan tuna dan salmon setiap hari, ternyata tingkat risiko terkena kanker payudaranya sangat kecil. Diduga karena adanya kandungan zat omega-3 yang terdapat dalam ikan tersebut.

3. Wortel dan Bayam
Wanita yang tidak pernah mengkonsumsi wortel dan bayam, juga berisiko terkena kanker payudara dua kali lebih besar, dibanding mereka yang sering mengkonsumsi kedua jenis sayuran itu.

4. Yoghurt
Pada suatu penelitian yang menggunakan yoghurt sebagai medium, diungkapkan ternyata yoghurt dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara, terutama dalam jumlah yang cukup banyak.

5. Susu Kedelai Murni
Diperoleh fakta bahwa salah satu zat yang terkandung di dalam susu kedelai murni ternyata dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara sebesar 28% dibandingkan dengan yang terdapat pada kacang kedelai olahan.

6. Jus Jeruk
Masih dalam proses penelitian yang dilakukan di Universitas Western Ontario, Canada, pada hewan percobaan, disebutkan bahwa jus jeruk bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker payudara sampai 50%.


Anderson Cancer Center menyimpulkan bahwa wanita yang mencukur bulu ketiaknya ternyata 10 kali lebih rentan terhadap kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang membiarkan bulu ketiaknya tumbuh apa adanya.

Dr. Therese Bevers dari M.D. Anderson mengungkapkan, dengan mencukur bulu ketiak, di ketiak akan timbul banyak luka tak kasat mata serta pori-pori di daerah ketiak akan membesar. Ini memungkinkan toxin dan zat kimia dari berbagai produk seperti deodorant, bedak, dan krim akan dengan mudah memasuki kulit. Deodorant antiperspirant menambah mudah toxin masuk ke dalam kulit, karena antiperspirant mencegah pengeluaran keringat yang bisa membantu melunturkan toxin yang masuk. Toxin yang masuk itu dapat tertimbun pada payudara, dan akibatnya adalah timbulnya kanker.

Bevers menjelaskan bahwa bulu ketiak memang berguna untuk melindungi ketiak dari zat racun yang hendak masuk dari luar tubuh, karena di ketiak terdapat kelenjar limfa yangmemudahkan transportasi racun terutama ke payudara dan bagian tubuh lainnya. Kemungkinan transportasi toxin ke bagian tubuh lain juga ada, sehingga memang ketidakadaan bulu ketiak juga memudahkan tumbuhnya kanker dibagian tubuh lain seperti paru-paru, jantung, dan otak, terutama apabila di payudaranya sudah tumbuh kanker. Untuk wanita yang kurang menjaga kebersihannya, ketiadadaan bulu ketiak juga memungkinkan bakteri dan kuman tertimbun di pori-pori dan memudahkan timbulnya bisul atau abses.

Kesimpulan adanya hubungan antara kanker dan mencukur bulu ketiak ini diperoleh dari pendataan terhadap wanita di Amerika Serikat dan Eropa selama 10 tahun terakhir. American Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2002 saja akan timbul 175.000 kasus baru kanker payudara ganas di Amerika Serikat, dan akan terjadi 43.000 kematian karena kanker payudara. Lebih lanjut, Bevers mengemukakan bahwa setiap rambut yang tumbuh pada tubuh kita memang dapat menjaga organ tubuh vital yang ada di dekatnya, dan adalah ironis bahwa banyak wanita yang membuang bulu ketiaknya hanya karena alasan mode padahal di dekat ketiak terdapat organ yang sangat penting yaitu payudara.

Pria terbukti jauh lebih aman terhadap bahaya ini karena kebanyakan pria tidak mencukur bulu ketiaknya. Ketika ditanya apakah menghilangkan bulu ketiak dengan cara lain seperti waxes dan mencabutnya juga meningkatkan kerentanan yang sama terhadap kanker, Bevers menjawab memang membuang bulu ketiak dengan mencukurnya adalah paling berbahaya karena kemungkinan timbulnya luka-luka minor lebih besar, namun cara lain justru memperbesar pori-pori jauh lebih besar daripada mencukur sehingga secara garis besar seluruhnya sama bahayanya. Bevers menyarankan agar wanita tidak perlu mencukur bulu ketiaknya karena bahayanya sangat besar dibandingkan dengan manfaatnya."Budaya menghilangkan bulu ketiak itu ditumbuhkan karena alasan bisnis semata, padahal dilihat dari sudut pandang medis sangat merugikan bagi yang melakukannya", kata Bevers.

dikutip dari mailing list alumni SMA 68


Wednesday, August 25, 2004

Tipe Lelaki dari Cara Kencingnya

Lelaki Biasa
Masuk ke toilet, ternyata penuh, keluar lagi dan kencing di balik pohon.

Lelaki Gaul
Selalu ikut teman-temannya ke toilet walaupun ia tidak ingin buang air kecil.

Lelaki Juling
Mencuri-curi pandang lelaki di sebelahnya ketika sedang kencing.

Lelaki Pemalu
Jika merasa dilihat atau dilirik orang lain, air kencingnya tidak keluar, tapi pura-pura menyiram, keluar, lalu kembali lagi kemudian.

Lelaki Pelamun
Membuka rompi, mengeluarkan dasinya, lalu kencing di celana.

Lelaki Efisien
Meskipun sudah waktunya kencing, tapi ditahan dulu sampai kebelet buang air besar, baru kemudian melakukan keduanya dalam satu waktu.

Lelaki Pemabuk
Jempol kiri dipegang dengan tangan kanan, lalu kencing di celana.

Lelaki Palsu
Kencing di toilet cewek!

Lelaki Pelit
Kalau beol di WC umum ngakunya kencing (biar bayar murah).

Lelaki Malu-Maluin
Kencing di celana.

Lelaki Edan
Pakai celana yang abis dikencingin.

Lelaki Kreatif
Kalau kencing kakinya diangkat satu ... kayak anjing.

Lelaki Irit
Kagak pernah kencing seumur-umur.

Lelaki Nekad
Suka mengencingi bini tetangga.

Lelaki Funky
Kencing di tempat umum.

Lelaki Sial
Maunya kencing air, yang keluar malah batu.

Lelaki Enjoying
Kencing sambil merem-melek (keenakan cing!!).

Lelaki Hemat Waktu
Cuma buka retsleting, dikeluarin terus langsung kencing.

Lelaki Moody
Biasa pake pampers ... hehehe ...

Lelaki Kurang Ajar
Lagi kencing, eh kentut, pura-pura cuek pula!

Lelaki Buta Huruf
Di toilet sudah ada tulisan rusak masih dikencingin juga.

Lelaki Turunan Kucing
Nggak bisa liat barang baru, diendus-endus, lalu dikencingin.

Lelaki Hiphop
Kencing sambil kejang-kejang breakdance.

Lelaki Pembenci
Sesudah kencing terus ngeludahin kencingnya.

Lelaki Ramah
Ngajak ngobrol orang di sampingnya sambil kencing, sampe orang itu nggak bisa kencing.

Lelaki Pelupa
Sudah kencing, keluar WC, buru-buru balik lagi, karena masih pingin kencing beberapa tetes lagi.

Lelaki Dermawan
Kencing nggak keluar tapi tetep bayar uang toilet.


disadur dari mailing list




dangdut dalam puisi cinta

1/.

ada ceritera nyangkut di pohon jambu
tentang cinta yang kelabu
di arak awan malumalu
: aku cinta kamu tanpa ragu

terdengar suara sember dari radio tua
--sebuah lagu.


2/.
pemuda dengan celana cutbray menunggu
sang kekasih di depan gang buntu
"temui aku di situ
jangan sampai rindu jadi membatu"
kata si perempuan berbisik dari jendela kayu
pelanpelan, malumalu
sendu tapi merdu

syahdu
-- bikin si pemuda kaku
seperti tak bertubuh


3/.
ada ceritera cinta tahun tujuhpuluh
terjadi pada tahun duaribu
cinta yang terkepul di antara debu
dan kotoran kuda yang melaju
nemplok di tivi hitam putih
terasa lucu tapi nggilani

bukankah cinta itu sungguh dangdut?
-- sekali lagi, dangdut?

maka kutunggu kau di bawah pohon jambu
depan gang buntu


/pondok pinang, 24 agustus 2004

Monday, August 23, 2004

Renungan dari Rabindranath Tagore

Let me not pray to be sheltered from dangers,
but to be fearless in facing them.

Let me not beg for the stilling of my pain
but for the heart to conquer it.

Let me not look for allies in life's battlefield,
but to my own strength.

Let me not crave in anxious fear to be saved,
but hope for the patience to win my freedom.

Grant me that I may not be a coward,
feeling Your mercy in my success alone
but let me find the grasp of Your hand in my failure.





Jangan biarkan aku berdoa agar terlindung dari bahaya;
melainkan biarlah aku menghadapinya dengan tak gentar.

Jangan biarkan aku memohon agar kepedihan dihilangkan;
melainkan biarlah aku diberi semangat untuk menaklukannya.

Jangan biarkan aku mencari sekutu dalam pertempuran hidup;
melainkan biarlah aku mencari kekuatanku sendiri.

Jangan biarkan aku mengharapkan agar diselamatkan;
melainkan biarlah aku mengharapkan kesabaran untuk memenangkan kemerdekaanku.

Buatlah aku agar jangan jadi pengecut;
yang mengharapkan belas kasihMu hanya dalam keberhasilanku.
Tapi biarlah aku mencari genggaman tanganMU di dalam kegagalanku.





RABRINDRANATH TAGORE (1861 -1941)
Filsuf dan penyair berkebangsaan India. Peraih Nobel Sastra tahun 1913

Untuk kalian, sahabat-sahabatku yang sedang putus asa....

Mendekat padaNya lebih dekat lagi,
tunduk di saat yang lain angkuh,
tegar walau yang lain terlempar...


-- terambil dari sebuah mailing list

Wednesday, August 18, 2004

Pulang KepadaMu

Kadang aku bermimpi kembali padamu
pada pelukmu yang dalam
pada selisip buah dadamu lebih ranum dari punya ibu
: aku ingin damai di situ

Tapi rasa rindu itu kadang goyah
entah kenapa, kadang aku sukar mempercayaimu
mempercayai segala perkataanmu
segala apa yang pernah kaubuat dahulu di depan mataku
aku ingin kembali mempercayai itu
tapi pahit adalah hitam
yang mengeruhkan mata lebih daripada comberan, bukan?

perahu kertas telah terlayarkan
aku harap sampai kepadamu
sepenuh dek isi sarat doa
doa kepadamu
mungkin sudah tak kudus lagi
tercemar laut asin
tapi biar kau tahu
aku merindumu

kadang kadang

walau tak jarang rindu itu muncul punah
seperti sampah
tengah lautan

/jatinangor, agustus 2004

Tuesday, August 17, 2004

YUMISMI EHEM EHEM

YUMISMI EHEM EHEM
: dari yahoo pada mentari


ada surat singkat masuk layar ponsel

you miss me?
o, you make me feel so ehem ehem ...

sial!!!
cintaku disensor yahoo


/jatinangor, 15 agustus 2004

Sepotong Surat dari Thucydides buat Indonesia

aufklarung
: spirit of freedom
HAK. sebagaimana yang terjadi, hanyalah
merupakan persoalan di antara mereka
yang memiliki kekuasaan seimbang,
sementara yang kuat melakukan
apa yang dapat mereka lakukan,
dan yang lemah menderita
tanpa bisa berbuat apa-apa


Thucydides



Kata-kata ini nangkring di kaos "perjuangan" gue sewaktu masih seorang aktivis dulu. Kaos ini gue beri nama kaos Aufklarung. Pencerahan. Sesuai dengan kata-kata yang tercantum di bagian depannya. Gue pikir kata-kata di atas masih relevan dengan kondisi bangsa ini sekarang. Entah sampai kapan. Well, selamat ulang tahun Indonesiaku.

Sunday, August 15, 2004

Aku Pikir Aku Jatuh Cinta Lagi

Kemarin aku ketemu gadis cantik dalam sebuah angkot, duduk bersama ibu atau mungkin neneknya. Dalam pakaian merah putih seperti bendera, gadis itu duduk manis di samping perempuan tua itu.

Sedikit kucuri pandang ke arahnya, sekedar menikmati kulit putihnya yang membungkus rangka hidung yang mancung sempurna. Rambutnya yang panjang tergerai ayu. Uhuy!!! Aku pikir aku jatuh cinta lagi.

Tapi entah perasaan ini dikacaukan rasa tak enak hati. Malu aku sebenarnya merasa jatuh cinta pada gadis itu. Lebih malu lagi sebenarnya saat aku bercerita padamu seperti sekarang ini. Tapi bagaimana lagi? Aku harus bercerita. Kalau tidak, aku bisa gelisah semampus-mampusnya.

"Kamu jatuh cinta lagi?" tanyamu. Begitulah kupikir.

Setiap kali kupandang matanya, damai rasanya kepala ini. Tapi bila dia gantian menengok ke arahku, aku langsung merasa seperti pencuri ayam kesiangan yang ketangkap basah.

"Dosakah bila aku mencintainya?" tanyaku kepadamu.

"Mengapa harus merasa berdosa?" kau penasaran.

"Sebab dia masih SD, mungkin kelas 5."

"Ya Tuhan!"


/jatinangor, 13 agustus 2004

Thursday, August 05, 2004

Antara Jengkol dan Hantu

Dua tulisan di bawah ini sebenernya pingin gue masukkin beberapa hari lalu. Tapi karena gue selalu kelupaan, dan kebetulan sekarang gue mengingatnya, makan gue masukkin tulisan ini sekarang. Selamat membaca dan selamat berpikir...


I. JENGKOL

Beberapa hari lalu akhirnya gue ketemu ama makanan enak yang udah lama nggak gue jumpain di warung-warung makan di sini. Jengkol!!!

Yup. Jengkol tuh emang termasuk salah satu makanan favorit gue. Setelah liat jengkol itu, gue langsung ambil sebanyak mungkin. Lumayanlah..., gara-gara itu, baunya masih terasa di mulut gue ampe 2 hari, hehehe ...

Di sini makanan kampung macam jengkol, ikan asin atau jambal roti emang langka banget. Mungkin karena di sini banyak mahasiswa dari kota, sehingga dianggap ama para pemilik warung, mereka pada nggak suka makanan kampung. Dan mereka nggak mau rugi menjual makanan yang nggak laku.

Tapi apa bener sih orang kota nggak doyan makanan semacam itu? Gue lahir dan besar di Jakarta, tapi tetep ajah demen jengkol, pete, ikan asin, ikan teri, kerupuk dan kecap. Dan gue yakin di antara mahasiswa-mahasiswa yang tinggal di sini pada demen juga ama jengkol. Cuma mereka malu-malu (padahal mau) untuk mengisi piring mereka dengan makanan yang berbau aduhai itu.

Well..., itu masalah selera, dan masalah bisnis. Emang nggak baik mencampuri urusan orang lain, buka? Yang pasti, gue demen banget ketemu ama jengkol dan itu malah bikin kangen ama ikan teri medan. Hikssszz ...



II. HANTU

Ini masih cerita yang terjadi di hari yang sama. Waktu itu gue pulang jam 3 subuh menuju kostan gue. Udaranya waktu itu dingin banget karena angin bertiup keras dan bulan lagi purnama. Daun-daun bambu bergemersik kayak bergerak sendiri. Ditambah ama suara kodok yang aneh dan kaok gagak dari balik bangunan SD yang gelap, dan sawah di depannya yang keliatan item banget, makin menambah suasana horor saat gue ayunin kaki. Apalagi sepanjang jalan menuju kost gue tuh, minimal ada 3 titik angker menurut penduduk setempat.

Gue punya alasan untuk takut dan merasa serem, seperti salah satu temen gue yang percaya banget ama hal-hal mistis. Dan gue teringat, gue pernah bilang ama dia, kalo gue tuh nggak percaya ama hal-hal yang berbau hantu. Bukannya gue sok religius atau malah sok ateis ngomong seperti itu. Tapi seenggaknya gue punya 3 tesis kenapa gue merasa nggak perlu takut ama hantu:

  1. Kalo elo ngaku percaya ama Tuhan, berarti elo percaya juga bahwa Tuhan itu Maha Kuasa atas segala sesuatu yang ada di jagad ini. Itu artinya, kalo elo percaya ama Tuhan, elo nggak sepatutnya takut ama hantu, karena Tuhan pasti bakal menolong elo. Kalo elo masih takut, itu artinya elo meragukan Tuhan elo dan meremehkan Dia. Elo seharusnya merevisi lagi hubungan elo ama Tuhan, apakah elo punya akar yang kuat dalam hubungan elo ama Dia?
  2. Kalo elo ngaku ateis, artinya elo nggak percaya ama Tuhan. Kalo elo nggak percaya ama Tuhan, konsekuensinya adalah elo juga seharusnya nggak percaya ama hal-hal mistis. Kalo elo ngaku nggak percaya ama Tuhan, tapi masih percaya ama soal hantu, sebaiknya elo mempertanyakan keateisan elo.
  3. Kalo elo ternyata percaya ama setan, bukan ama Tuhan, so, buat apa elo harus takut ama hantu?! Bukankah justru mereka nggak akan mengganggu, malah akan menyapa elo dengan baik dan menemani perjalanan elo supaya sampai ke tempat tujuan dengan aman?

Apakah gue nggak percaya ama setan?

Hey, wait the minute. Ada perbedaan saat kita ngomongin hantu ama setan. Gue sendiri percaya kalo setan itu ada. Tapi gue nggak percaya kalo hantu itu ada. Bukti dari adanya setan adalah banyaknya kejahatan di muka bumi ini. Tapi apa bukti dari hantu?

Gue percaya kalo ketika seseorang itu meninggal, maka orang itu udah nggak ada hubungannya lagi dengan dunia kasat mata ini lagi. Bukankah manusia sama-sama bernyawa seperti ayam atau sapi? Tapi kenapa kita nggak pernah merasa dihantui arwah ayam atau sapi setelah kita "membunuhnya"? Padahal jelas-jelas sapi itu mati nggak wajar. Dan ayam atau sapi itu memiliki alasan yang sah untuk menjadi hantu, sebagaimana manusia yang mati nggak wajar berhak gentayangan?

Jujur aja, sepanjang perjalanan ke kost-an itu, gue juga merasa merinding. Gue sempet bertanya ama diri gue, apakah akhirnya gue percaya ama hantu? Tapi gue punya alasan rasional untuk merindingnya gue waktu itu. Itu disebabkan karena gue waktu itu cuma pakai celana pendek dan jaket tipis, sementara angin bertiup kenceng banget.

Semakin deket ama kostan gue, gue bener-bener merasa takut. Tapi kini bukan masalah hantu lagi. Gue paling takut kalo digonggongin ama anjing tetangga gue saat sedang jalan sendiri kayak gini. Gue takut dia nyangka gue maling dan gigit pantat gue seenaknya.

Tapi ketakutan itu pun akhirnya ilang, setelah gue udah ada di balik pagar kostan gue.


Pagi Hari, 3 Agustus 2004

ada sepotong puisi menusuk biji mataku
dengan tajam belati berbau mawar
di antara dengus teh legit
campur extra joss

aku pikir aku telah gila

tapi kupikir tuhan lebih gila

karena telah diciptakannya
seorang gila macam aku

/jatinangor, 3 agustus 2004


Pheromone

lalu kau bertanya kepadaku:
apa yang membuatmu mencintaiku?

Karena bau tubuhmu telah mampir di hidungku

Bagaimana mungkin?
--kau heran--
Kita ini dijaraki gurun, laut,
hutan dan gunung
Kok bisa?
--tanda tanya besar melingkar di mukamu--

Bisa. Karena bau tubuhmu telah mampir di hidungku


/jatinangor, 2 agustus 2004